Promosi Program PKSA Melalui Siaran Radio


Tubuh mungil Lionel Messi meliuk-liuk melewati beberapa lawan. Aksi ini sontak membuat penonton di lapangan Pusdikkes, Kramat Jati, Jakarta Timur, terpukau.
Penonton pun berteriak. Dengan sedikit sentuhan, Messi tinggal berhadapan dengan kiper. Siap menendang, dan sayang, tekel dari belakang membuatnya terjatuh. 

Tanpa sungkan wasit menunjuk titik putih. Penalti. Messi sendiri yang mengambil ancang-ancang untuk menendang bola. Bola ditaruh di titik putih, dan ia mundur beberapa langkah. Dia tampak tenang menghadapi kiper lawan. Tendang, dan Gol. Kedudukan berubah satu-kosong untuk tim yang diperkuat Lionel Messi.
Aksi tersebut tentu bukanlah aksi Lionel Messi sesungguhnya. Ini bukan aksi tim Barcelona yang baru saja menjuarai liga Champion Eropa. Pertandingan tersebut merupakan pertandingan pembuka Piala bergilir Menteri Sosial RI dan Piala Bergilir Dirjen Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI.

Lionel Messi tadi merupakan seorang bocah kecil bernama Alfredo. Dirinya bukan berasal dari Argentina. Ia merupakan penduduk asli Kramat Jati Jakarta. Saat berada di lapangan, ia selalu membayangkan dirinya seperti Lionel Messi, pemain idolanya. Saat ini usianya baru 13 tahun.
Hebatnya lagi, tim yang dibela Alfredo bermain tanpa sepatu. Sangat kontras dengan tim lawan yang memakai sepatu dan kaos kaki setinggi lutut. Tim Alfredo merupakan SSB Panti. "Mereka semua anak-anak yang tidak mampu. Orangtuanya kebanyakan pedagang kecil," ujar Firman Dias, sang pelatih. 
Alfredo sendiri sangat senang bisa mengikuti turnamen seperti ini. Ia berharap, kelak bisa menjadi pemain profesional. "Saya mau jadi kaya Messi," ujarnya malu-malu.
Cita-cita Alfredo dan ratusan anak lain yang saat itu hadir di lapangan Pusdikkes tentu harus diapresiasi. "Turnamen ini menjadi sarana penyaluran minat dan bakat anak," Ujar DR. Ir. R. Harry Hikmat, M.Si, Direktur Kesejahteraan Sosial Anak, Kementerian Sosial RI, saat membuka Turnamen. 
Harry Hikmat menambahkan, banyak anak jalanan yang sangat antusias pada permainan mengolah si kulit bundar. Oleh karena itu, turnamen sepakbola seperti ini harus digalakkan. Turnamen kali ini, diselenggarakan Yayasan Akur Kurnia dan menjadi bagian Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA). Turnamen berlangsung sejak tanggal 8 Juni dan akan berakhir 24 Juli 2011.
Turut hadir dalam acara tersebut, Fajar Anugrah, Program Manajer British Council. Fajar mengatakan, di Inggris, klub besar seperti Manchester United dan Liverpool memiliki program pelatihan untuk anak. "Metode ini ingin diterapkan di Indonesia, agar bisa melihat bakat-bakat yang bagus," ujarnya.
Siapa tahu, kelak kita akan melihat Alfredo dan generasi muda bangsa ini, bisa bermain bola di klub besar seperti Barcelona atau Manchester United. (oleh: febraldi)

Posting Komentar

0 Komentar